:::...MAU DESAIN GEDUNG...:::

ARSITEKTUR ONLINE

JASA DISAIN ARSITEKTUR

Cari Arsitek disini tempatnya...........

Arsitektur Online adalah penyedia jasa arsitek yang dilakukan secara online dimana berfokus pada keperluan desain arsitektur. Mulai data dari owner di kirim via email terus komunikasi penyajian desain juga via email sampai penyajian terakhir bisa dikirim via pos. Dengan keberadaan online internet kita bisa menjangkau ke seluruh pelosok nusantara bahkan dunia untuk memenuhi kebutuhan desain arsitektur dengan mudahnya untuk itu www.onarsitek.com berdiri.

Desain Arsitektur

Kebutuhan desain arsitektur baik keperluan eksterior maupun interior mulai dari rumah tinggal, kantor, ruko ( rumah toko ), villa, gudang, hotel, mall, apartemen, tempat ibadah, dll tergantung permintaan owner.

Desain Rumah

Didalam proses pelaksanaan suatu rumah tinggal perlu adanya desain yang dapat dijadikan acuan / pegangan supaya lebih memudahkan didalam pengerjaan proyek rumah tinggal untuk itu desain rumah mutlak adanya apalagi rumah mewah yang banyak sekali memerlukan suatu apresiasi didalam proses menuangkan ide-idenya.

Produk Arsitektur

Untuk mencukupi keperluan didalam suatu proyek maka dibutuhkan gambar konsep, gambar penyajian, gambar kerja khususnya arsitektur untuk itu onarsitek berusaha untuk memenuhi kebetuhan tersebut.

Penyajian Arsitektur

Didalam penyampaian kepada konsumen perlu adanya suatu hal yang dapat memperjelas pengertian terhadap owner untuk itu diperlukan penyajian arsitektur yang mudah pengplikasiannya, maka perlu suatu produk digital yang dapat membantu untuk membuka pandangan masyarakat awam

Seluruh Indonesia

Untuk sementara waktu ini onarsitek hanya bisa melayani customer seluruh Indonesia, tetapi untuk jangka panjang tidak menutup kemungkinan bisa seluruh dunia.

ORDER DESAIN

Kamis, 22 April 2010

Fasad Dinamis di Lahan Memanjang

Fasad Dinamis di Lahan Memanjang

Oleh: trenmagz

Rumah yang terletak di kawasan Bintaro ini tampil menonjol dengan tampilan fasad yang eye catching di lahan yang memanjang.

Rumah seluas 200 m2 ini berada pada posisi sudut dengan bentuk yang memanjang. Panjang lahannya mencapai 25 meter. Sedangkan lebar lahannya tidak simetris, dengan lebar yang semakin mengecil pada salah satu sisinya. Yakni delapan meter pada bagian depan dan 11 meter pada bagian belakang.

Sementara itu pada bagian lahan yang memanjang mempunyai arah orientasi matahari barat-timur, yang tentunya harus diperhitungkan secara desain. Dengan kondisi tersebut, arsitek dituntut untuk mengolah fasad agar terhindar dari kesan monoton, sekaligus memperhitungkan orientasi matahari demi kenyamanan beraktivitas di dalam rumah ini.

Kondisi tersebut disiasati dengan mengkombinasikan bidang-bidang masif dan bidang transparan pada bidang bangunan di sisi yang memanjang. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan, namun tetap memenuhi kebutuhan cahaya alami pada siang hari.

Permainan bidang masif-transparan tersebut dihadirkan dengan proporsi yang menarik secara visual. Alhasil, fasad bangunan terlihat dinamis. Untuk menghindarkan silau dan panas matahari yang berlebih pada bangunan, digunakan wooden horizontal blind menjadi solusi yang praktis yang sekaligus juga berfungsi untuk mengatur kebutuhan pencahayaan alami di siang hari.

Sementara itu, layout ruangan diterapkan untuk mengakomodasi kebutuhan aktivitas pemilik rumah yang disesuaikan dengan bentuk lahan. Pemilik rumah adalah pasangan muda dengan dua orang anak yang relatif masih kecil. Makanya lantai bawah dimaksimalkan untuk area publik dan service. Sementara lantai atas menjadi area privat dan multifungsi.

Mengingat aktivitas rutin yang harus diakomodasi oleh rumah ini adalah acara berkumpul keluarga besar. Maka arsitek membuat satu ruang utama yang cukup luas dan serba terbuka pada lantai dasar. Pada ruangan ini, ruang keluarga dan ruang makan ditempatkan tanpa penyekat serta bersebelahan dengan taman samping.

Hal serupa juga diterapkan pada lantai atas. Sebuah ruang yang cukup leluasa dihadirkan sebagai ruang beraktivitas bagi anak, seperti belajar dan bermain. Untuk menciptakan keterkaitan visual antarlantai, void yang cukup lebar diterapkan pada hunian ini. Hal tersebut difungsikan untuk mempermudah pengawasan pada aktivitas di masing-masing lantai. Sementara itu, ruang tidur dikelompokkan pada area yang berdekatan untuk memudahkan komunikasi dan pengawasan pada anak.

Teks: An An Kartiwa

Foto : Muhtar Holil

Lokasi : Kediaman pasangan Arif W dan Hera di Tegal Rotan, Bintaro

Arsitek : Ari Muladi dan Hermidar Bahri (Rum@h Desain)

Hunian Modern Berselimut Alam

Hunian Modern Berselimut Alam

Oleh: trenmagz

Hunian ini sanggup melepaskan penat dari rutinitas keseharian dengan alam yang “menyelimuti” bangunannya.

Potensi yang dimiliki lahan seluas 300 meter persegi ini memang memiliki keistimewaan. Dengan posisi yang kuldesak, lahan ini memiliki view alam di sekelilingnya. Baik sisi belakang maupun sisi samping lahan, langsung berbatasan dengan padang golf yang terhampar dengan pemandangan hijau alaminya. Potensi lahan inilah yang menjadikan dasar konsep pembangunan rumah tinggal Ibu Rosita.

Sebagai arsitek yang diberikan kepercayaan untuk mengeksplorasi rumah tinggal ini, Aryawan Handoko dan tim dari TAG Architecture and Interior, berusaha untuk memaksimalkan kelebihan yang dimiliki oleh potensi lahan ini. Selain sisi kanan fasad bangunan yang berbatasan dengan lahan rumah tinggal lain, arsitek menggunakan material kaca pada sekeliling fasad bangunan untuk memasukkan suasana alam ke dalam hunian. Hijaunya padang golf dan pepohonan yang tumbuh di sekeliling rumah terasa menyelimuti seluruh hunian sehingga mendatangkan suasana asri dan tenang. Penghuni rumah pun memiliki kesempatan beristirahat dengan lebih berkualitas, terbebas dari rutinitas kota yang riuh.

Sementara itu penggunaan cermin di sekeliling fasad hunian ini tentunya akan mengurangi privacy penghuni. Oleh karenanya, dibangunlah pagar untuk membatasi pandangan orang luar ke dalam rumah. Agar tidak merusak konsep alam, desain pagar dari batu pecah rata yang diambil langsung dari daerah Purwakarta, dirancang sedemikian rupa agar tetap mendukung kesan alami pada tampilan rumah. Batuan juga digunakan pada dinding fasad, dan dipilih batu kali yang keras agar tidak mudah lapuk atau berjamur. Batu kali ini dipotong dengan ukuran random sehingga tekstur dinding tampak atraktif. Untuk finishing batu kali tersebut melewati proses coating agar bertahan lama dan tidak rentan terhadap lumut.

Rumah tinggal ini juga mengadaptasi konsep eco-green melalui pemilihan bahan, yakni sebisa mungkin menggunakan bahan yang dapat diolah kembali. Untuk seluruh kusen di bangunan ini digunakan aluminium dan sebagai rangka atap digunakan baja ringan. Selain merugikan alam, penggunaan bahan kayu pada bangunan saat ini tidak terlalu baik, mengingat menurunnya kualitas kayu di masa modern ini. Karena banyaknya jumlah permintaan akan kayu, maka pohon terpaksa harus ditebang dalam umur yang terlalu dini, sehingga kekuatan kayu masih belum kompeten.

Sementara penggunaan aluminium sebagai kusen juga dapat menjadi peredam suara dari luar ke dalam, karena penggunaan sealent di sekeliling kusen. Selain aluminium, penggunaan PVC juga dapat meredam suara. Mengingat lokasi lahan rumah tinggal ini yang berbatasan langsung dengan jalan tol, maka penghuni rumah akan sangat terganggu dengan kebisingan kendaraan yang melintas.

Untuk tampilan desain yang lebih simple dan modern, struktur kemiringan atap dibuat landai hanya 17 derajat. Kemiringan atap yang landai ini sangat sesuai dengan iklim Kota Bogor yang kerap mengalami hujan angin. Atap yang landai menjadi lebih aerodinamis dalam menghadapi angin kencang. Curah hujan yang tinggi dengan bertiupnya angin kencang dapat mengakibatkan air hujan jatuh dari atap menyebar ke segala arah. Untuk menyiasatinya, talang air dipasang di sekeliling atap dengan rantai air di setiap sudutnya.

Dalam keseluruhan desain hunian ini, arsitek menampilkan sentuhan alam sarat dengan modern lifestyle yang disisipkan ke dalam aspek sebuah hunian. Maka, terciptalah sebuah hunian yang berkualitas dan mencerminkan citra modernitas zaman.

Teks : Pradnya Paramitha

Foto : Muhtar Holil

Arsitek : TAG Architecture and Interior

Lokasi : Kediaman Kel. Ibu Rosita Abednego, Perumahan Golf Estate Bogor Raya

Ekspresi Fasad Islamic Style

Ekspresi Fasad Islamic Style

Oleh: trenmagz

Elemen bentuk dan seni arsitektur islamic style, selain menjadi elemen estetika, juga menjadi identitas suatu bangunan.

Jika Anda pernah mengunjungi suatu tempat baru, yang jauh dari tempat asal, tentu Anda akan menemui suatu atmosfer yang berbeda. Baik itu alamnya, budayanya, hingga suatu tempat tinggalnya yang memiliki identitas tertentu dengan wajah arsitektur setempat. Kali ini kita akan mengenal sebuah fasad dengan tampilan wajah islamic style pada sebuah vila atau hunian, sebagai penambah gaya desain dalam langgam dunia arsitektur.

Langgam arsitektur Islam di masing-masing negara yang berpenduduk mayoritas muslim, tentunya berbeda-beda. Itu karena adanya pengaruh kultur budaya setempat. Salah satunya yang terlihat pada sebuah vila di kompleks Dar Al Masyaf Gulf Summer House, Dubai, Uni Emirat Arab.

Kekhasannya terletak pada elemen fasad. Terutama pada dua menara yang menjulang dan menunjukkan identitas seni arsitektur Islam sebagai bahasa simbol, sekaligus menjadi ikon bangunan tersebut.

Keberadaan dua menara tersebut menjadi ciri langgam arsitektur Islam khas di jazirah Arabia. Pada detail menara tersebut, tampak hiasan ornamen islamic style dengan bentuk simetris yang terinspirasi dari seni arsitektur tradisional setempat. Simbol menara tersebut sering ditampilkan pada bangunan-bangunan publik, seperti pada hotel, bangunan budaya, dan kantor pemerintahan.

Pada pintu masuk utama, sering kali ditampilkan corak ragam karya seni berkarakter islami sebagai focal point pada dinding bangunan utama. Detailnya penuh dengan ukiran bercorak floral geometris yang indah dipandang mata. Bagian dinding yang masif atau polos, menjadi berkesan hidup dan tampil artistik dengan olahan seni tersebut. Pengolahan pada dinding tersebut, menambah vitalitas tampilan eksterior dan berkesan menyatu dengan keindahan langgam arsitektur Islam yang sangat khas.

Dari segi penataan ruang, sudah menjadi kaidah umum bahwa pemisahan ruang-ruang pada rumah tinggal islami didasarkan pada aspek gender, seperti ruang tamu khusus pria dan ruang tamu khusus wanita. Dua ruang tamu yang terpisah pada vila ini, memiliki privasi yang tinggi dan memadai untuk menerima para tamu.

Pencapaian menuju ruang tersebut juga dibuat secara terpisah. Jika dilihat dalam tampak depan, akses pencapaian di sisi kanan adalah jalur pencapain ke ruang tamu khusus pria, bagian tengah merupakan jalur pencapaian ke ruang tamu khusus wanita, dan bagian kiri merupakan pencapaian khusus bagi penghuni.

Sebelum memasuki ruang dalam, biasanya dihadirkan ruang transisi, semisal foyer eksterior yang ditangkupi dengan balkon teras dengan pembatas berupa kolom-kolom. Keberadaan kolom-kolom eksterior tersebut, mencerminkan sifat kekokohan struktural, sekaligus menciptakan suatu kesan ruang pengantar masuk yang harmonis. Harmonisasi itu juga ditunjang dengan berbagai ornamen yang menyatu dengan langgam arsitekturnya.

Pada bagian interior, secara kesinambungan diterapkan seni dekorasi islamic style yang beraturan. Misalnya motif heksagonal, floral, dan sejenisnya, yang membentuk suatu irama desain yang menarik dan indah.

Sementara itu, warna yang biasa dipilih untuk bagian eksterior dan interior bangunan adalah warna-warna netral yang natural. Seperti warna-warna pastel, beige, peach kulit telur atau warna terakota. Warna-warna inilah yang pada akhirnya memberi kesan teduh dan tenang.

Teks : Nirwana Yudo (arsitek, tinggal di Arab Saudi)

Lokasi : Dar Al Masyaf Gulf Summer House, Dubai, Uni Emirat Arab

Foto : Istimewa

Eksplorasi Volumetris

Eksplorasi Volumetris

Oleh: trenmagz

Permainan volumetris diterapkan sebagai respons untuk menciptakan suasana kontras dengan kepadatan di sekelilingnya.

Hunian ini berlokasi di sebuah kawasan rural yang cukup padat di wilayah Granada, Spanyol, yang ditempati oleh dua keluarga yang bersebelahan. Sang arsitek, Francisco J. del Corral del Campo, merespons kondisi yang padat tersebut dengan mengembangkan model hunian berkonsep pemisahan volumetris. Dengan mengeksplorasi bentuk box yang dibuat berjeda dan berkesan terpisah, arsitek berusaha menunjukkan sesuatu yang kontras dari kesan padat di sekelilingnya.

Bentukan tersebut juga tak lepas dari program ruang yang dikonsepkan sang arsitek. Tata ruang dirancang untuk mewadahi sebuah gaya hidup kontemporer bagi penghuninya melalui berbagai pengalaman ruang yang diciptakan.

Pada lantai dasar, ruang keluarga yang serba terbuka ditempatkan bersebelahan dengan taman berisi kolam air yang mengeluarkan suara gemericik nan menenangkan. Ruang-ruang komunal, ditempatkan secara menerus di antara volume-volume box yang berkesan ”melayang”. Volume-volume box yang berwarna putih dengan kesan yang misterius tersebut menghadirkan atmosfer yang sunyi dan kontemplatif, relevan dengan fungsi di dalamnya yang digunakan sebagai ruang tidur.

Unsur cahaya menandai perubahaan aktivitas yang disimbolkan sebagai pergantian dari alam sadar menuju alam mimpi. Pengalaman ruang yang dirancang, mensyaratkan penghuni rumah harus melewati koridor yang berkesan melayang dan cukup sempit, namun penuh dengan cahaya sebelum menuju ke ruang peristirahatan masing-masing. Dari ruang keluarga menuju kamar tidur utama, penghuni harus melewati koridor yang penuh cahaya tersebut untuk menuju ”kabin kayu” yang merupakan lokasi tempat tidur utama. Sementara itu, kamar anak dikonsepkan sebagai suatu kotak rahasia (secret box) yang tertutup dari area luar sebagai ruang pribadi sang anak.

Perbedaan nuansa yang ingin diciptakan dan perbedaan fungsi ruang, mensyaratkan perbedaan material yang diterapkan pula. Plester yang polos berwarna putih terang, digunakan sebagai finishing tiap bagian bangunan yang berkesan “melayang”. Lalu pada plester yang lebih bertekstur, digunakan sebagai finishing dinding pembatas yang menjadi pemisah antara area rumah dengan area luar. Sementara itu, pilar ditampilkan dengan kesan yang ringan dan berwarna gelap untuk memperkuat kesan visual “melayang” pada volume yang disangganya.

Teks : An An Kartiwa

Foto : Courtesy of Francisco J. del Corral del Campo

Sumber : http://plusmood.com/2009/10/house-zafiro-francisco-j-del-corral-del-campo/

Rumah Kindah : Ekspresi Maskulin Arsitektur Origami

Rumah Kindah : Ekspresi Maskulin Arsitektur Origami

Oleh: trenmagz

Beton ekspos yang kasar dan kokoh, ketegasan garis, serta sudut-sudut yang tajam menghadirkan ekspresi bangunan yang sangat ”laki-laki”.

Sebagai suatu karya seni bangunan, eksplorasi rancangan arsitektur bisa didekati dari berbagai wilayah kesenian. Hal inilah yang terjadi ketika arsitek Budi Pradono menggunakan origami--seni melipat kertas dari Jepang--sebagai pendekatan desain salah satu karyanya, yaitu Rumah Kindah.

Fasad bangunan yang menempati lahan seluas 490 m2 ini berupa dinding beton miring--yang seolah-olah baru saja dilipat lalu berusaha ditegakkan kembali--dengan sedikit bukaan kaca yang lebih menyerupai carutan pada dinding, memberi kesan kaku, keras, dan tertutup layaknya sebuah benteng. Ketertutupan ini merupakan solusi desain terhadap kebisingan lalu lintas dan jalur kereta api aktif yang terletak tepat di seberang lahan. Sedangkan fasad bangunan yang terkesan maskulin merupakan ekspresi dari struktur yang digunakan.

Masuk ke dalam bangunan, akan ditemukan suasana ruang yang sama sekali berbeda. Alih-alih mengikuti ekspresi fasadnya, keterbukaan serta kesan bidang-bidang tipis yang melayang lebih dominan terlihat. Meski demikian, tetap terasa adanya hubungan yang kuat antara bagian luar dan dalam bangunan melalui pola segitiga acak yang terdapat hampir di seluruh elemen ruang, seperti lantai, dinding, dan langit-langit.

Keterbukaan diperoleh melalui peletakan massa dan penggunaan bidang kaca pada hampir seluruh dinding di bagian dalam. Unsur kaca dan beton memang merupakan material utama yang digunakan di sini. Bidang-bidang melayang yang memberi kesan ringan dapat ditemukan pada olahan langit-langit dan bentuk tangga yang meliuk, sangat kontras di tengah garis-garis tegas dan tajam yang tampak di hampir seluruh bagian bangunan.

Bangunan dua lantai ini memiliki pembagian ruang simpel yang jelas. Lantai dasar untuk area penerima dan kegiatan-kegiatan yang bersifat semi publik, sedangkan lantai di atasnya merupakan area fungsi utama kegiatan kantor. Seluruh ruangan berorientasi ke dalam, dengan pusat orientasi berupa area terbuka yang di tengahnya terletak sebidang dek berlantai kayu. Dek yang sewaktu-waktu digunakan sebagai panggung serbaguna dalam berbagai acara internal ini, ternyata juga merupakan atap ruang rapat yang diletakkan secara unik, terbenam di bawah tanah.

Keunikan lain yang nyata terlihat adalah dinding yang carut-marut oleh bukaan kaca. Hal ini merupakan penguat tampilan estetika dan cita rasa seni pada bangunan. Sinar matahari yang masuk melalui celah kaca, menghasilkan efek pencahayaan yang unik pada langit-langit dan bayangan yang jatuh di lantai menghasilkan pola-pola yang menarik.

Teks : Lutik Astri

Foto : Muhtar Holil

Lokasi : Rumah Kindah, Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Pemilik : Roni Aidil

Arsitek : Budi Pradono Architects

Pesona Estetis di Lahan Berkontur

Pesona Estetis di Lahan Berkontur

Oleh: trenmagz

Sinergi yang kuat terjalin antara alam dan bangunan. Hasilnya, hunian penuh daya tarik estetis nan eksotis pun tercipta.

Keanekaragaman dan kekayaan yang terhampar di alam semesta, merupakan karunia Tuhan yang tak ternilai harganya. Sudah sepantasnya, jika kita menghargainya dengan cara melestarikan dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab. Pemahaman tentang pentingnya sinergi antara bangunan hunian dengan alam di sekitarnya inilah yang menjadi dasar pemikiran Egino Tri Prasetyo, ST, selaku arsitek, untuk memanfaatkan lahan berkontur seluas 950 meter persegi ini sebagai dasar perancangan hunian berkonsep tropis modern ini.

Kontur merupakan garis imajiner yang berfungsi sebagai penanda titik-titik pada lahan miring yang memiliki ketinggian sama. Tentunya dalam mendesain hunian di lahan berkontur memerlukan strategi tersendiri. Hal ini dilakukan untuk menyiasati agar arsitektur dapat terwujud dengan efisien dan memiliki estetika. Seperti halnya lahan berkontur pada hunian ini.

Dengan bijak, arsitek memilih konsep split level pada hunian dengan total luas bangunan 750 meter persegi ini. Pengaturan denah ruangan secara tepat serta menghitung keseimbangan pada setiap titik struktur, merupakan cara yang ditempuh agar bangunan dapat bertumpu dengan tepat di atas tanah.

Hasilnya adalah sebuah bangunan yang terasa berangkulan dengan alam. Ketinggian ruang di dalam bangunan yang berbeda-beda, tercermin pada tampilan fasad bangunan yang unik dan dinamis. Sesuai keinginan pemilik rumah, desain fasad dibuat menonjol dengan permainan bentuk geometris yang menjorok ke luar dan ke dalam. Potensi alam lainnya yang dimiliki lahan ini adalah view indah pegunungan yang mengelilingi bangunan.

Di sekeliling fasad hunian, dilengkapi oleh bukaan-bukaan yang luas. Selain berfungsi untuk memasukkan view alam semaksimal mungkin ke dalam hunian, bukaan ini juga dimaksudkan agar sirkulasi udara segar dan pencahayaan alami di dalam hunian lebih optimal. Sementara itu, penggunaan teritisan yang lebar berhasil membuat tampilan fasad hunian ini tampak bervariasi.

Dalam memilih material, arsitek mengutamakan kualitas bahan tanpa mengesampingkan unsur keindahan. Struktur yang digunakan adalah beton bertulang dengan fondasi footplate karena kondisi tanah yang sangat keras. Material utama yang digunakan dalam desain hunian ini, antara lain marmer travertine, batu alam andesit, dan batu paras putih yang digunakan sebagai material tampak luar dan interior. Marmer travertine juga dimanfaatkan sebagai material dari dinding tinggi yang terdapat pada fasad bangunan bagian depan. Dinding tinggi ini seolah-olah membagi tampak depan menjadi dua bangunan yang terpisah. Fungsinya adalah melindungi area teras pada ruang keluarga agar terhindar dari sinar matahari secara langsung.

Teks : Pradnya Paramitha

Foto : Seven Image Photography

Lokasi : Rumah tinggal di Jl. Slamet, Semarang, Jawa Tengah

Arsitek : Egino Tri Prasetyo, ST. (Utopia Architecture)

The Bukit: Hunian Modern Tropis

The Bukit: Hunian Modern Tropis


The Bukit yang berada di cluster Marina Coast menjadi representasi hunian nyaman dengan konsep arsitektur modern tropis.

Hunian berkonsep modern tropis memang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Iklim tropis inilah yang mengilhami desain cluster The Bukit, hunian yang berada Marina Coast, Ancol, Jakarta Utara, ini. Lewat sentuhan arsitektur terkini dan bergaya modern, hunian ini pun tampil adaptif dan mampu merespons kondisi lingkungan sekitar. Penghuni pun serasa tinggal dalam kawasan hunian yang eksklusif, aman, nyaman, dan alami.

Representasi hunian berkonsep modern tropis ini sudah bisa dirasakan dari fasad bangunan yang didesain secara simple, namun tetap elegan. Penggunaan ornamen dekoratif kayu pada fasad, cukup berhasil membuat tampilan fasad rumah terlihat atraktif dan tak biasa. Sementara itu, penggunaan kaca yang cukup dominan pada hunian merupakan salah satu cara untuk menciptakan bukaan-bukaan yang maksimal pada rumah. Dengan begitu, upaya penghematan energi bisa dilakukan.

Hunian modern tropis ini pun sesungguhnya masih mempertahankan unsur modern minimalis. Unsur modern minimalis juga digunakan sebagai aksen yang mampu membentuk mood. Kalaupun ada diferensiasi yang jelas adalah dengan adanya unsur kultural yang diterapkan pada hunian ini. Misalnya dengan memasukkan unsur desain Bali pada bagian-bagian terntentu pada interiornya.

Bahkan, delapan (8) tipe hunian di cluster The Bukit pun mengadopsi nama-nama yang identik dengan Bali, yakni Benoa, Cangu, Menega, Pecatu, Pelasa, Uluwatu, Umalas, dan Ungasan. “Kami menggabungkan unsur modern dan tidak melepas unsur alami. Tentu kami mengharapkan konsumen mendapatkan diferensiasi. Makanya, kami menyiapkan delapan tipe rumah yang berbeda,” ujar Thomas Riandy Jo, GM Penjualan Properti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Masing-masing tipe hunian di cluster The Bukit memiliki luas tanah sekitar 160 meter persegi hingga 200 meter persegi. Dengan bangunan berlantai tiga (3), tentu saja hunian ini dapat memberikan privacy, kehangatan, dan keceriaan keluarga. Apalagi posisi cluster The Bukit sendiri berada tak jauh dari Pantai Ancol, sehingga akan memberikan pilihan gaya hidup tinggal di beach resort yang eksotis. Makanya, The Bukit dirancang khusus sebagai produk properti yang mampu menjawab kebutuhan keluarga muda. “The Bukit menargetkan keluarga kecil dengan dua atau tiga anak sebagai market-nya,” tambah Thomas.

Marina Coast The Bukit

Cluster The Bukit merupakan produk properti terbaru yang dikembangkan oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PT PJA). The Bukit yang berdiri di atas seluas 4 hektare merupakan bagian dari belasan cluster yang akan dibangun di Marina Coast. Marina Coast sendiri merupakan proyek besar yang dirancang oleh PT PJA sebagai kompleks hunian berkelas dan penuh kenyamanan yang berada di tepi pantai.

Marina Coast sendiri sebenarnya perwujudan dari visi PT PJA untuk menjadi menjadi pengembang kawasan rekreasi dan properti terbesar dan terluas jaringannya se-Asia Tenggara. Areal Marina Coast adalah sebuah kawasan yang terintegrasi dengan kawasan rekreasi. Disebutnya Marina Coast karena memang lokasinya yang langsung facing to the sea. Marina Coast yang dicanangkan sejak tahun 2000-an ini memiliki lahan seluas 60 hektare, yang di dalamnya nanti akan berdiri cluster-cluster hunian yang berkelas. Salah satunya adalah The Bukit yang berdiri di atas lahan yang berelevasi.

Sesuai dengan namanya, The Bukit dibangun di lahan yang berelevasi. Sisi selatan terlihat lebih tinggi dari sisi utara. Tujuannya adalah agar bangunan yang berada di belakang pun bisa ikut menikmati view laut. “Selain lahan yang berbukit itu, kami juga memakai sistem green house, di mana dalam hal desain kami memakai arsitek-arsitek unggulan. Konsepnya adalah agar bangunan yang kami bangun itu sebisa mungkin hemat energi,” ujar Thomas.

The Bukit juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas untuk para penghuninya. Sebut saja misalnya jogging track, bicycle track, sepanjang 15 km, fasilitas gymnastic, kolam renang, dan club house. Semua itu diperuntukkan secara khusus untuk para penghuni di cluster The Bukit. Sementara itu, lokasi yang prima juga menjadi daya dukung hunian ini. Dengan begitu, penghuni juga akan mendapat kemudahan dalam berinteraksi dengan dunia luar.

Teks: Rusli M. Tang